Setelah proyek sumur resapan saya selesai, saya kembali memikirkan taman depan rumah saya yang tanahnya juga semakin memadat. Setiap kali hujan turun, terlihat air cepat sekali melintasi area taman yang memang agak tinggi dan jatuh ke parit. Taman saya sudah tidak mampu lagi menyerap air hujan. Selain itu karena padat, tentunya tak banyak juga tanaman yang bisa tumbuh subur di area taman.
Saya pun mencoba cari solusi. Salah satu solusi yang tampaknya cukup murah dan mudah untuk dilakukan adalah dengan membuat Lubang Resapan Biopori. Lubang Resapan Biopori itu adalah lubang yang kita buat dengan cara melubangi tanah dengan tongkat bor biopori. Lubang yang akan dibuat kira-kira berdiamater 10cm (seukuran pipa paralon 4inch) dengan kedalaman minimal 1 meter. Permukaan Lubang biopori bisa diperkuat dengan memasukkan pipa paralon yang sudah dilubangi bagian sampingnya agar air tetap bisa menyebar ke bagian samping.
Dengan membuat sejumlah Lubang Resapan Biopori di area bertanah padat, diharapkan air hujan bisa diserap masuk kembali ke dalam tanah melalui lubang-lubang yang kita buat tersebut.
Lubang Resapan Biopori sebaiknya tidak dibiarkan kosong begitu saja, karena kita bisa membantu mengembalikan kesuburan tanah dengan memasukkan bahan-bahan organik ke dalam Lubang Resapan Biopori tersebut. Bahan organik yang dimaksud adalah daun kering, sisa sayuran, kulit buah, tissue, sisa makanan yang dimasak, nasi basi, roti basi, sisa tulang dan daging dan sisa makananan lainnya. Hanya saja harus diperhatikan bila memasukkan aneka makanan yang akan mengundang tikus datang dan mengobrak-abrik sampah organik dalam Lubang Resapan Biopori, maka pastikan kita menutup permukaan lubang Resapan Biopori tersebut. Bisa dengan tutup paralon khusus, atau sekedar ditimpa dengan pot tanaman kita juga boleh. Yang penting jangan biarkan tikus dengan mudah mengakses sampah organik yang kita masukkan ke Lubang Resapan Biopori tersebut.
Jadi Lubang Resapan Biopori yang kita buat itu akan memiliki empat fungsi yaitu:
- Sebagai jalur masuk air hujan ke dalam tanah.
- Sebagai tempat kita membuang sampah organik dan sisa makanan sehingga kita bisa mengurangi sampah organik yang diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir Sampah. Sampah organik ini akan menjadi pupuk kompos setelah mengalami proses dekomposisi di dalam tanah yang dilakukan oleh bakteri, jamur baik, cacing dan teman-temannya.
- Sebagai bagian dari upaya menyuburkan kembali tanah kita yang sudah mati karena tidak adanya lagi hewan-hewan kecil penyubur tanah sebab tanah kita terlalu padat dan miskin nutrisi buat tanaman. Dengan memasukkan bahan-bahan organik ke dalam tanah, kita mengundang cacing dan teman-temannya kembali ke tanah kita. Cacing sudah dikenal sebagai hewan penyubur tanah dan dengan hadirnya cacing, maka diharapkan akan membuat biopori-biopori di dalam tanah sehingga tanah kita menjadi gembur kembali.
- Dan bila diinginkan kompos yang sudah jadi di dalam Lubang Resapan Biopori tersebut bisa kita panen. Cara memanennya dengan menggunakan lagi tongkat biopori, kita tarik ke atas pupuk kompos yang sudah jadi tersebut.
Tapi ternyata oh ternyata, tidak semudah yang saya pikirkan. Ternyata susaaah sekali membuat lubang di taman saya dengan tongkat biopori ini. Keras broo! Saya tahu sih memang tanah taman saya sudah terlalu padat dan keras, tapi saya pikir tongkat biopori bisa mengatasi masalah saya. Wah wah saya akhirnya menyerah, kenapaa oh kenapaaa saya tidak bisa menggunakan tongkat biopori ini ???
Sempat berbulan-bulan tongkat biopori itu hanya terletak tanpa digunakan. Dan pencerahan pun datang ketika musim hujan tiba. Air yang turun terus menerus membuat taman saya dalam kondisi basah terus menerus. Saya terpikir untuk mencoba membuat lubang biopori lagi karena tanah terlihat lembek. Dan …. berhasil! berhasil! HORE!
Tampaknya lubang biopori memang harus dibuat di tanah yang basah dan lembek. Karena memang tanah di taman saya sudah cukup padat – nyaris seperti tanah liat, harus disiram air dulu supaya bisa basah. Ketika tanah sudah basah, mata bor biopori dapat dengan mudah membuat lubang. Tanah yang berkumpul di ujung mata bor biopori tinggal diangkat dan disingkirkan, lalu bornya dimasukkan lagi trus dibor sampai kedalaman yang diinginkan. Bisa sampai satu meter kedalamannya.
Setelah lubang biopori dibuat, saya memasukkan sampah-sampah organik yaitu: daun-daun kering yang jatuh dari pohon atau tanaman saya, sisa sayuran (sayuran segar yang belum dimasak), dan sisa buah (kulit dan biji) dari dapur. Semua sampah tersebut dimasukkan sepadat mungkin ke dalam lubang biopori. Beberapa lubang biopori saya tutup lagi dengan tanah dan ditutup lagi dengan rumput. Untuk lubang biopori yang ingin saya ambil komposnya, saya tempatkan terpisah dan tidak ditutup dengan tanah dan rumput lagi.
Dan akhirnya saya pun bisa tersenyum lebar karena biopori ini memang nyata manfaatnya. Tanah taman menjadi subur, air hujan cepat terserap dan dapat bonus pupuk kompos untuk kebun sayur mini saya! 🙂
Blogger, Lazy Gardener, & Baking-Blues Baker