Menstrual Cup yang pertama kali saya gunakan adalah merek OrganiCup, harganya 3 tahun yang lalu itu sekitar 399rb. Dan ketika benda tersebut sudah sampai di rumah dan sudah saya unboxing, saya hanya memandanginya dan berkata dalam hati, “Ini kliatannya gede banget. Ngeri ih masukinnya …”
Tiga bulan berlalu dan saya masih saja tidak berani untuk mencobanya. Sampai seorang teman saya memposting di FBnya ajakan untuk beralih ke menstrual cup. Aah, akhirnyaa ada seseorang yang saya kenal yang bisa saya tanya detail apa rasanya memasukkan benda ini ke dalam tubuh kita!
Teman saya cuma senyum-senyum simpul saja mendengarkan kekuatiran saya dan berkata, “Coba deh lihat petunjuk pemakaiannya, ikuti saja dan jangan tegang. Gak sakit kok. Aku sudah pakai 6 bulan terakhir ini dan kalau sudah terpasang rasanya emang segitu nyamannya…”
Begitulah berkat saran dan rekomendasi dari teman ini, akhirnya saya pun berani mencoba memasangnya. Dan sekarang sudah 3 tahun berlalu dan saya senang sekali waktu itu akhirnya saya berani untuk beralih ke menstrual cup. Untuk membantu teman-teman sekalian yang juga masih takut atau waswas atau kuatir atau bingung, saya coba share beberapa hal yang waktu itu saya alami.
1. Perlukah menggunakan cairan pelumas untuk memasang menstrual cup?
Teman saya dulu menyarankan saya membeli juga cairan lubrikan berbasis air untuk melumasi pinggiran (rim) menstrual cup agar licin dan mudah dimasukkan ke dalam missV. Tapi saya meneguhkan hati untuk mencoba menggunakan menstrual cup tanpa cairan lubrikan. Lagipula, kalau dipasang saat haid sudah datang, bukankah kondisinya memang sudah basah dan licin dengan adanya darah?
Dan sepengalaman saya yang kalau haid memang langsung deras, situasi di dalam missV itu saja sudah licin karena banyak darah. So saya gak pernah membutuhkan pelumas untuk melicinkan si cup.
Tapi mungkin untuk kamu yang haidnya bermula dari flek-flek darah coklat, dan mungkin memang membutuhkan sedikit bantuan cairan pelumas, maka pakailah cairan pelumas yang berbasis air ya.
2. Bagaimana cara melipat Menstrual Cup yang paling mudah ?
Ok, seperti terlihat pada gambar, ada sekian banyak cara melipat Menstrual Cup. Tapi pada prakteknya hanya ada dua cara melipat Menstrual Cup yang umum digunakan yaitu Punch Down dan C- Fold.
Cara melipat Punch Down lebih mudah dilakukan oleh pemula karena ujung lipatan menstrual cup menjadi meruncing dan lebih mudah untuk dimasukkan ke dalam MissV. Dan ketika sudah didalam, menstrual cup akan lebih mudah terbuka. Dan punch down memang menjadi cara pertama saya mencoba Menstrual Cup.
Singkat kata, setelah melewati proses takut dan kuatir selama 3 bulan akhirnya saya berani mencoba menggunakan menstrual cup. Dan rasanya memang seindah itu, gaes!! Tapi karena ini adalah review jujur, maka saya akan ceritakan juga ketidaknyamanan yang saya alami di awal percobaan.
3. Berapa lama sampai terbiasa pakai Menstrual Cup?
Menurut pengalaman banyak orang, untuk mendapatkan kenyamanan dalam menggunakan menstrual cup memang membutuhkan beberapa kali periode haid. Atau mungkin kamu bisa secepat teman saya, yang dalam satu periode haid bisa menemukan cara ternyaman dan tercepat dalam memasang si menstrual cup. Kalau saya, butuh 3 kali periode haid sampai akhirnya saya bisa santay banget ketika harus memasang dan mencopot lalu membersihkan si menstrual cup sebelum dipasang lagi.
4. Bolehkah memotong stem menstrual cup?
Ketidaknyamanan lainnya adalah soal stem atau batang si menstrual cup ini. Jujurly saya tidak menemukan kegunaannya sama sekali. Apakah gunanya untuk menarik keluar menstrual cup? Oh tidak semudah itu Rodolfo! Untuk menarik keluar menstrual cup, tidak bisa hanya menarik si stem ini saja. Saya harus sedikit mencubit cupnya sehingga suctionnya menjadi longgar dan barulah bisa ditarik keluar untuk dibuang darahnya. Kalau tidak dicubit sedikit, sulit mengeluarkan si menstrual cup tanpa kita merasa ter-iritasi. Menstrual cup itu kan seperti suction cup gitu yang melekat di pinggiran missV, maka kebayang dong menarik-narik keluar si menstrual cup tanpa melonggarkannya terlebih dahulu itu bagaimana rasanya.
Dan stem ini pun menimbulkan rasa tidak nyaman ketika ujung stem itu menusuk-nusuk dinding-dinding missV. Ya mungkin karena posisinya belum pas atau belum lekat benar, menstrual cup bisa sedikit berubah posisi. Dan sebenarnya bentuk liang MissV kita itu kan gak tegak lurus tapi agak membelok, jadi si stem ini beneran jadinya terasa mengganjal. So saya memilih untuk memotong habis stem itu dan akhirnya kenyamanan terindah pun bisa saya rasakan. Ini memang tergantung preferensi ya, ada teman yang tetap mempertahankan stemnya dan tidak merasakan ada gangguan.
5. Menstrual Cup bocor?
Penyebab menstrual cup bocor itu bisa karena salah posisi pemasangan sehingga menstrual cup terlipat di dalam dan tidak membuka dengan penuh kembali ke ukurannya saat belum terlipat.
Kemungkinan lainnya adalah salah ukuran, alias kekecilan sehingga pinggiran rim si menstrual cup tidak melekat di dinding missV dan kondisi ini menyebabkan adanya rembesan darah yang keluar dari missV.
Nah untuk memastikan menstrual cup sudah terpasang dengan benar, bisa kita coba tarik sedikit dari ujungnya. Kalau terasa menstrual cup yang sudah terpasang rada-rada ketahan, itu tandanya dia sudah terpasang dengan baik dan benar. Efek suction dari si cup ini pun sudah ada dan siap menutup semua aliran darah haid keluar dari dalam missV.
6. Menstrual Cup melorot
Saya sempat mengalami ini juga, dan ternyata penyebabnya adalah menstrual cup yang salah ukuran. Jadi karena merasa takut sakit, saya pun membeli ukuran yang terkecil. Setelah itu saya ketawa nyengir sendiri ketika melihat aturan pakai sesuai ukuran dan usia. Jadi sebagai perempuan yang sudah melahirkan pervaginam 2 kali maka seharusnya saya pakai yang ukuran L atau ukuran B. Bukan ukuran mini yang diperuntukkan untuk usia remaja atau belum pernah melahirkan. Hehehe …
Size L memiliki lingkar inner-rim yang lebih lebar, itulah mengapa saya yang sudah pernah melahirkan pervaginam 2x ini membutuhkan size menstrual cup yang lebih lebar supaya bisa tepat menutupi lingkar missV ini. Selain tentunya size L ini juga punya kapasitas penampungan yang lebih banyak daripada size M, sehingga sungguh tepat buat saya yang tiap kali haid itu deras banget. Jadi gak mesti sering-sering mengosongkan isi darah.
7. Apakah Menstrual Cup aman untuk yang memakai IUD
Saya pakai kontrasepsi IUD saat menggunakan menstrual cup pertama kalinya. Tentunya saya sebelumnya konsul dengan DSOG yang memasangkan IUD tersebut. Kata beliau tenang saja, ujung benang IUD tidak terjangkau oleh jari tangan saya yang memasukkan menstrual cup Jadi saya tidak perlu khawatir akan secara tidak sengaja menarik-narik benang IUD saat mengeluarkan menstrual cup. Untuk posisinya saja juga sudah berbeda, IUD dipasang di rongga rahim, sementara menstrual cup dipasang di MissV.
Tapi memang sebaiknya kita konsul dulu sama dokter SPOG yang memasangkan IUD tersebut. Supaya bisa dicek terlebih dahulu posisi benang, IUD dan sekalian minta dicek panjang serviks kita sehingga kita bisa memilih menstrual cup yang cocok dengan kondisi kita. Untuk yang memiliki serviks pendek, sudah tersedia menstrual cup yang cocok untuk kondisi ini. Silakan dibaca artikelnya di sini ya.
8. Apakah Menstrual Cup bisa merobek selaput dara?
Ini pertanyaan paling banyak terutama dari mereka yang belum pernah berhubungan seksual atau belum menikah. Sebenarnya menurut saya issuenya bukan merobek selaput dara, karena selaput dara bisa robek karena banyak hal, bukan saja karena berhubungan seksual. Issuenya adalah pernah berhubungan seksual atau belum pernah (perawan).
Nah kalau issuenya soal keperawanan, dan kuatir ini akan dijadikan masalah di kemudian hari, maka mungkin bisa mempertimbangkan penggunaan menstrual pads saja daripada menstrual cup. Menstrual pads adalah pembalut kain sama bentuknya seperti pembalut wanita biasa. Bedanya menstrual pad lebih ramah lingkungan karena tidak menghasilkan banyak sampah dan tidak perlu bolak balik dibeli.
Ini adalah pendapat pribadi saya ya. Silakan memilih dan menentukan sesuai kondisi masing-masing. Dan memang seperti banyak testimoni lainnya, sekali sudah mencoba menstrual cup, males banget deh kalau mesti berurusan lagi dengan pembalut wanita. Sudah cukup deh bertahun-tahun menghasilkan banyak sampah dari pembalut wanita. Sudah. Cukup. Titik. Bye bye Pembalut Wanita.
Mother of two and working at home makes me a Working Mom.